Rektor ITN Malang: Triple Helix untuk Pembangunan Berkelanjutan
Rektor ITN Malang Dr.Ir. Kustamar, MT pada Seminar Nasional ITN Malang 2020, Sabtu (24/10/2020). (Foto: Mita/humas)Â
Malang, ITN.AC.ID – Konsep Triple Helix dicetuskan oleh Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang Dr.Ir. Kustamar, MT pada Seminar Nasional (Semsina) 2020 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). Konsep yang menyandingkan teknologi, ekologi dan ekonomi ini diharapkan dapat mendorong terwujud pembangunan berkelanjutan di era new normal.
“Teknologi tidak menyentuh ekologi tidak akan memberi solusi, hanya mindahkan masalah. Persoalannya belum tentu selesai bahkan bisa muncul lagi atau lebih parah. Kalau ekologi lebih baik, ekonomi akan meningkat. Bila kita berorientasi pada perbaikan ekologi, pasti pembagunan akan menjadi berkelanjutan,” beber Kustamar usai memberikan sambutan Semsina di kampus 1 yang digelar secara daring, Sabtu (24/10/2020).
Â
Meskipun diselenggarakan secara daring ditengah pandemi Covid-19, repson peserta luar biasa. Ada 23 pemakalah dan 261 peserta dari berbagai daerah, seperti Papua barat, Kendari, Makasar, Mataram serta Sumbawa.
“Peserta juga dari Universitas Palangkaraya, Malang, tapi paling banyak Jakarta, Pelembang dan Riau. Semua perguruan tinggi terwakili dari Sabang sampai Merauke. Kalau ITN sendiri mengirimkan 20-an hasil riset,” tambah dosen Teknik Lingkungan ini.
Semsina kali ke tiga yang digelar mulai tahun 2018 ini mengambil tema “Perwujudan Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal di Era Revolusi Industri 4.0 dan Era New Normal“. Dengan mendatangkan narasumber lintas sektoral, seperti perguruan tinggi, pemerintah, praktisi, dan tokoh masyarakat. Mereka adalah Dr.Ir. Agus Justianto, M.Sc (Kepala Badan litbang dan Inovasi Kementerian LHK), Prof.Ir. Joni Hermana, M.Sc. ES. Ph. D (Akademisi Lingkungan), Ir. Bambang Irianto (Penggagas Kampung 3G, Glintung Go Green) dan Dr.Ir. Ibnu Sasongko, MT (Akademisi dan planner nasional).
Baca juga: Seminar Nasional ITN Malang 2020 Publikasikan Puluhan Riset
Lanjut Kustamar, dikhawatirkan jika ekonomi tidak meningkat maka partisipasi masyarakat dalam pembangunan tentu tidak akan berjalan. Padahal Indonesia di tahun 2030-2040 akan menerima bonus demografi penduduk. Kalau ekonomi tidak bergerak, maka akan menjadi beban bagi negara.
“Saat itu (jumlah) masyarakat banyak. Tapi, kalau faktor ekonomi tidak digerakkan dan bergandengan untuk membangun bangsa ya (masyarakat) tidak akan tenang,” tambah Kustamar.
Untuk itu dalam Semsina 2020 diharapkan akan menghasilkan rekomendasi. Pasalnya seminar berskala nasional ini menghadirkan para pakar dari berbagai bidang. Mulai dari perwakilan perguruan tinggi, pemerintahan tingkat Kementerian Lingkungan Hidup baik propinsi maupun kabutanten.
“Tentunya seminar nanti akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi. Kerjasama (ITN Malang) dengan pemerintah daerah Dinas Lingkungan Hidup kabupaten, kota dan propinsi akan ditindak lanjuti. Kami juga akan melibatkan dosen dan mahasiswa (untuk abdimas),” pungkas rektor. (me/Humas ITN Malang)