Back

Megah dan Indah, Penjor Mahasiswa Hindu ITN Malang Raih Juara Satu

Penjor buatan Ikatan Mahasiswa Hindu Dharma ITN Malang juara 1 dan juara harapan 3, Lomba Penjor Piodalan Pura Bhuvana Kerta Singosari Malang 2023. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Megah dan indah. Pantas saja dua penjor buatan Ikatan Mahasiswa Hindu Dharma (IMHD), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang meraih juara 1 dan juara harapan 3, pada Lomba Penjor Piodalan Pura Bhuvana Kerta Singosari Malang 2023, pada Maret 2023 lalu.

Untuk juara 1 IMHD mengangkat penjor Desa Adat Kesiman, Denpasar, Bali. Penjor Kesiman terkenal dengan ukurannya yang big size (besar), sehingga terkesan megah dan indah. Sementara penjor Bangli sebagai juara harapan 3 terkenal dengan ramping dan cantik. Penjor semakin indah dengan ornamen janur dan buah-buahan.

Piodalan merupakan peringatan hari lahirnya tempat suci. Pura Bhuvana Kerta Singosari Malang saat ini berusia 48 tahun. Pura yang berdiri sejak tahun 1975 ini keberadaannya dimiliki oleh Lanud Abd Saleh, Malang.

“IMHD menurunkan dua tim. Kami merangkai, dan memasangnya sendiri. Saling bekerja sama,” ujar Made Aspradita Manik Prayoga koordinator penjor Kesiman saat ditemui di Pura Astawinayaka, Kampus 2 ITN Malang, Jumat (19/5/2023).

Baca juga : I Putu Hendra Wijana Rancang Ulang Jembatan Besuk Kobokan Tipe Pelengkung

Menurut Made, butuh dua hari untuk membuat penjor. Dengan mengambil konsep Pengerebongan sebagai salah satu tradisi di Desa Kesiman. Ngerebong merupakan kegiatan perpaduan upacara agama Hindu dan kegiatan kemasyarakatan. “Sebenarnya perbedaan penjor tiap daerah ada di penggunaan bahannya. Sehingga penjor Kesiman lebih megah, indah, dan lebih tinggi dibanding penjor pada umumnya,” ungkap mahasiswa teknik geodesi semester 2 ini.

Penjor Kesiman buatan mahasiswa Hindu Dharma ITN Malang. (Foto: Istimewa)

Pembuatan penjor Kesiman menghabiskan biaya sekitar 600 ribu rupiah. Dibuat dengan penahan batang bambu Petung setinggi sekitar 16 meter. Bambu kemudian dibalut dengan kain dan dipasang bakang-bakang/gelungan dari hiasan janur yang melengkung. Penjor ini pun dilengkapi dengan hasil bumi seperti padi, buah-buahan seperti pisang, jeruk dan lain-lain.

“Bambunya harus bambu yang melengkung.  Juga dilengkapi dengan hasil bumi. Ujung penjor dilengkapi dengan sampian atau ornamen janur yang menggantung,” imbuhnya.

Made mengaku, dibanding penjor di Bali, penjor yang mereka buat masih tergolong sederhana. Di Bali satu penjor Kesiman bisa menghabiskan dana lima sampai tujuh juta. Bisa dibayangkan megah dan indahnya. Penjor menjadi perlambang rasa syukur Umat Hindu kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Karena terlimpah kemakmuran dan kesejahteraan.

Baca juga : Mahasiswa Hindu ITN Malang Adakan Bakti Sosial di Tiga Kota

Sementara untuk juara harapan 3 mengangkat penjor daerah Bangli. I Putu Nanda Wijaya Kusuma sebagai tim pembuat penjor Bangli mengatakan, penjor Bangli lebih minim bahannya. Namun, lebih meriah dengan adanya aksesoris.

“Penjor Bangli lebih mudah pembuatannya, juga hemat biaya. Bermain di ornamen janur sehingga terlihat lebih rame. Penjor kami buat dari bahan alami, seperti janur, dan penambahan buah-buahan,” ujar mahasiswa teknik industri semester 6 ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023