
Kolaborasi ITN Malang dan Balitbangda Gali Potensi Air Tanah untuk Permukiman di Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang
Kepala LPKU ITN Malang, Ardiyanto Maksimilianus Gai, ST., M.Si., (tengah) diapit Sekretaris Balitbang Aprija Wirawan, S.Sos., MAP., dan Nenny Roostrianawaty, ST., MT., saat FGD di ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Malang menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada Kamis, (12/06/2025). Bertempat di Ruang Sidang Pascasarjana Kampus 1 ITN Malang, FGD mengangkat tema “Optimalisasi Air Tanah Sebagai Sumber Air Kawasan Permukiman di Kabupaten Malang”.
FGD ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi awal serta masukan konstruktif guna memastikan kajian yang akan dilakukan tepat sasaran dan menghasilkan data yang akurat. Peserta FGD berasal dari berbagai perwakilan perangkat daerah Kabupaten Malang, termasuk Bappeda, Dinas Perumahan dan Permukiman dan Cipta Karya, Dinas Lingkungan Hidup, serta perwakilan dari Kecamatan Donomulyo, Desa Tulungrejo, dan Desa Sumberoto.
Kepala Lembaga Pengembangan Kerja Sama dan Usaha (LPKU) ITN Malang, Ardiyanto Maksimilianus Gai, ST., M.Si., menyatakan, tema yang dikaji sangat menarik, penting, dan urgent untuk didiskusikan saat ini. Menurutnya perkembangan pertumbuhan penduduk dan pengembangan wilayah memiliki implikasi besar terhadap kebutuhan sumber daya air. Keterbatasan air permukaan mendorong pemenuhan kebutuhan air melalui pemanfaatan air tanah. Namun, pemanfaatan air tanah tidak bisa begitu saja dilakukan, semua butuh kajian yang komprehensif dan terukur agar segala dampak dan resiko dapat dipertimbangkan dengan baik.
Air tanah menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan air. Melalui sumber daya yang ada di ITN Malang, ia berharap agar kerja sama antara ITN Malang dan Balitbangda dapat terus terjalin, memungkinkan ITN Malang sebagai institusi pendidikan untuk terus berkontribusi pada pembangunan di Kabupaten Malang.
“ITN Malang tengah menyusun peta jalan (roadmap) riset baru. Jika Balitbangda memiliki roadmap riset yang menjawab kebutuhan sesuai RPJPD dan RPJMD, silakan sampaikan kepada kami. Kami akan mengintegrasikannya ke dalam roadmap riset kami yang baru. Mengingat sumber daya manusia dan teknologi yang ada di ITN Malang dapat diberdayakan untuk riset tersebut,” sebutnya.
Mewakili Kepala Balitbang Kabupaten Malang, Sekretaris Balitbang Aprija Wirawan, S.Sos., MAP., menekankan permasalahan kekeringan yang kerap melanda wilayah selatan Kabupaten Malang. dimana wilayah ini didominasi oleh dataran rendah dan pegunungan kapur yang berisiko kekurangan air tanah saat musim kemarau. Struktur tanah yang kurang menyerap air dan perubahan penggunaan lahan memperparah masalah tersebut. Berdasarkan data, bencana kekeringan terjadi di beberapa daerah Kabupaten Malang pada tahun 2024 disebabkan oleh berkurangnya curah hujan, kemarau panjang, dan perubahan iklim.
Peserta FGD Optimalisasi Air Tanah Sebagai Sumber Air Kawasan Permukiman di Kabupaten Malang di ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
“Kajian ‘Optimalisasi Air Tanah Sebagai Sumber Air Bersih di Kawasan Permukiman’ akan difokuskan di Desa Donomulyo. Hasil kajian ini sangat penting untuk mengatasi kelangkaan air bersih dan mendukung pembangunan di Kabupaten Malang, sekaligus melengkapi dokumen kebencanaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah,” tegas Aprija.
Sebagai narasumber FGD, Nenny Roostrianawaty, ST., MT., selaku tenaga ahli ITN Malang menjelaskan, kajian ini akan disesuaikan dengan tujuan roadmap riset. Pada tiga tahun pertama, tim akan mengidentifikasi titik-titik berpotensi air tanah untuk menemukan penampang vertikal bawah permukaan tanah yang bisa dijadikan sumber air bersih di Kecamatan Donomulyo yang seringkali mengalami defisit persediaan air saat musim kemarau. Setelah titik potensi ditemukan, akan dilakukan perhitungan volume dan debit sumber, lalu diuji kelayakannya untuk dituangkan dalam dokumen Sistem Perencanaan Air Minum (SPAM).
“Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi titik sumber air baru di Kecamatan Donomulyo. Penelitian akan melakukan pendataan lokasi sumber air tanah yang sudah ada (existing) dan mengidentifikasi lokasi potensial sumber air tanah baru berdasarkan studi terdahulu maupun keterangan warga,” kata Nenny.
Selain riset lapangan, wawancara dengan masyarakat juga menjadi bagian penting, karena warga lebih memahami sumber air dengan metode konvensional. “Kami akan menggunakan metode geolistrik dan survei sumur untuk identifikasi potensi air tanah,” jelas Nenny.
Baca juga : ITN Malang dan Balitbangda Kabupaten Malang Kaji Mitigasi Bencana Tanah Bergerak di Kabupaten Malang
Metode geolistrik adalah teknik geofisika yang mengukur sifat kelistrikan bawah permukaan bumi untuk mendeteksi keberadaan air tanah. Meskipun memiliki kelebihan dalam kecepatan dan kemudahan metode, diperlukan waktu dan sumber daya manusia yang cukup besar, serta tenaga ahli untuk menghindari kesalahan.
“Oleh karena itu, informasi dari wawancara dengan warga setempat sangat diperlukan untuk mendapatkan lokasi yang lebih spesifik,” pungkasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)