Back

Bisnis Digital ITN Malang Gelar Trial Class, Bekali Gen Z Strategi Wirausaha dan Trading

Firda Meisaroh, SE., MM, Dosen Bisnis Digital ITN Malang memberi materi “Wirausaha Gen Z: dari FOMO Jadi Founder” pada Trial Class Bisnis Digital ITN Malang. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Program Studi Bisnis Digital S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menggelar “Trial Class Bisnis Digital Spesial untuk Gen Z” Back 1. Digelar di Laboratorium Trading & Business Simulation Center Kampus 2, trial class diadakan secara daring dan luring, Selasa (27/05/2025). Acara ini bertujuan membekali generasi Z dengan pemahaman mendalam tentang dunia wirausaha dan trading, dengan menghadirkan narasumber ahli dari kalangan akademisi dan praktisi.

Sesi pertama menghadirkan Firda Meisaroh, SE., MM, Dosen Bisnis Digital ITN Malang yang membawakan materi menarik berjudul “Wirausaha Gen Z: dari FOMO Jadi Founder”. Firda memperhatikan fenomena tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z, yang ironisnya seringkali terperangkap dalam fenomena fear of missing out (FOMO).

“Kenapa banyak Gen Z yang FOMO, tapi 37,7 persen pengangguran justru dari Gen Z?” tanya Firda, memancing perhatian peserta. Ia menjelaskan, kurangnya pengalaman kerja, ketidaksesuaian keterampilan dengan kebutuhan industri, serta pembatasan usia oleh perusahaan menjadi faktor utama sulitnya Gen Z memasuki dunia kerja.

Meskipun demikian, Firda optimistis akan potensi wirausaha Gen Z. Ia mengajak peserta untuk menggali potensi diri, mencontohkan bagaimana hobi atau pengalaman pribadi dapat diubah menjadi ide bisnis menarik. Beberapa potensi bidang wirausaha yang diusulkan antara lain konten kreator & digital marketing, edukasi online & kursus digital, green business & sustainable products, teknologi & AI solutions, hingga kesehatan mental & wellness coaching.

Baca juga : ITN Malang Perkuat Sinergi dengan Guru BK SMA se-Kabupaten Jember

Firda juga menekankan pentingnya menjadi konten kreator yang adaptif dan memiliki keunikan. “Konten kreator harusnya seperti air. Punya bentuk (niche) keunikan dibanding konten kreator yang lain, dan bisa mengalir atau adaptif,” jelasnya. Ini adalah kunci untuk menciptakan konten yang menarik dan relevan di tengah persaingan digital.

Sesi selanjutnya diisi oleh tim dari Fibonacci Trading Malang, yang diwakili oleh Kang Jay dan Ghifari Alfarizi, serta dihadiri oleh Founder Fibonacci Trading Malang, Yohanes Setiawan SS. RTA.

Ghifari Alfarizi Tim Fibonacci Trading Malang menjelaskan basic training dalam trading di Trial Class Bisnis Digital ITN Malang. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)

Kang Jay membahas tentang digitalisasi dalam dunia trading, khususnya di sektor keuangan. Ia menekankan pentingnya memahami aliran grafik secara objektif, mengingat banyak trader otodidak yang terpaku pada indikator semata. “Tidak bisa market indikatornya satu, dua. Di market bos (Break of Structure) banyak indikator fluktuatif. Indikator dari angka,” tegas Kang Jay.

Fibonacci Trading Malang mengajarkan pendekatan praktis dan objektif, membimbing peserta untuk memahami pergerakan pasar (naik atau turun) serta kapan waktu yang tepat untuk entry (masuk) dan exit (keluar) pasar.

Sementara itu, Ghifari Alfarizi menjelaskan tentang basic training dalam trading. Ia meluruskan mindset peserta yang seringkali menganggap trading sebagai cara cepat untuk mendapatkan keuntungan.

“Trading adalah berdagang jual beli mata uang. Teknisnya lewat online, bagaimana menganalisa harga mata uang naik dan turun. Dari sinilah kita cari cuannya,” papar Gifari. Ia juga menegaskan bahwa trading bukanlah judi, melainkan bisnis yang memerlukan riset dan analisis sebelum bertransaksi untuk menghindari kerugian.

Baca juga : Fokus Kembangkan Digitalpreneur: Prodi Bisnis Digital S-1 ITN Malang Raih Akreditasi Baik Sekali LAMEMBA

Sementara Yohanes Setiawan menambahkan pentingnya strategi dan kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam berbisnis trading. “Sebaiknya pakai mentor,” saran Yohanes. Ia menyebutkan lima fase belajar trading, mulai dari ketidaktahuan hingga mampu memahami sistem trading. Peran mentor sangat penting untuk mengarahkan dan mencegah “korban modal” akibat fear of missing out (FOMO) dan ekspektasi berlebihan. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023