Back

Sehat dengan Donor Darah

Sebelum donor darah calon pendonor wajib mengisi biodata dan serangkaian tes kesehatan. (Foto: Mita/Humas)


Donor darah itu menyehatkan. Dengan berdonor maka tubuh akan memproduksi darah baru, sehingga tubuh akan lebih fit. Selain itu keuntungan lainnya tekanan darah akan lebih stabil, serta menurunkan resiko terjadinya kanker, karena berkurangnya zat besi yang berlebihan dalam tubuh. Dan, yang tak kalah penting darah tersebut sangat dibutuhkan oleh orang lain.

“Bagi pendonor selain menyehatkan juga bisa membantu orang lain yang membutuhkan”, terang Avisa Radhila, saat ditemui di kampus II Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jumat (26/4/19). Avisa sendiri sudah kedua kali mengikuti donor darah.

Alumni Teknik Industri S-1 ITN Malang ini merasa tergerak mengikuti aksi donor darah yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) S-1. “Saya berharap ada jadwal tetap dari HMTI untuk kegiatan donor darah, sehingga saya bisa ikut rutin berdonor” kata Avisa yang tinggal tidak jauh dari kampus almamaternya.

Menurut Fauzan Dava Utama, koordinator kegiatan, aksi donor darah “Bagikan cinta dengan setetes darah” ini sebagai aksi kegiatan sosial untuk menyelamatkan sesama. Sekaligus sebagai antisipasi kebutuhan darah pada bulan Ramadhan dan pasca lebaran. “Sekarang sudah berdekatan dengan bulan puasa, karena di saat puasa kami tidak mungkin mengadakan kegiatan donor darah. Kalau ada yang berencana donor saat bulan puasa bisa langsung ke unit PMI terdekat,” terang mahasiswa semester 4 ini.

 

Avisa Radhila, alumni ITN Malang ikut berdonor darah. (Foto: Mita/Humas)
Avisa Radhila, alumni ITN Malang ikut berdonor darah. (Foto: Mita/Humas)

 

HMTI kali ini menargetkan 30 kantong darah tercukupi dari civitas akademika ITN Malang. Mahasiswa, dosen, dan staf terlihat antusias. Ini ditunjukkan dengan banyaknya mahasiswa sebagai pendonor baru.

Seperti halnya Alvin Julius B mahasiswa semester 4 Teknik Industri. Ia baru pertama kali mengikuti donor. Untuk itu mulai kemarin malam ia sudah beristirahat cukup dan sarapan pagi sebelum donor. “Ini pertama kali donor. Pertamanya sih kaget, tapi setelah jarum dimasukkan sudah tidak terasa, tahu-tahu darah keluar begitu saja,” ungkapnya puas.

Berbeda lagi dengan Taufik dari Teknik Mesin S-1. Ia mengaku sudah tiga kali mengikuti donor, namun donor pertama dan kedua ia gagal saat tes. Barulah yang ketiganya sukses. “Persiapannya biasa saja, jaga istirahat. Pernah dua kali saya tidak lolos, syukurlah yang ketiga ini lolos,” katanya. (me/humas)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023