Back

Kartini dan Pendidikan Perempuan

“Jangan takut berbicara, jangan takut bertindak. Jika benar bilang benar, jika salah akui, lalu revisi lagi” (Syahreni, mahasiswa Teknik Informatika S-1, ITN Malang)


ITN.AC.ID – Kartini, atau Raden Ajeng Kartini, adalah seorang tokoh perempuan Indonesia yang sangat dihormati dan diakui karena perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan pada masa kolonial Belanda. Ia lahir pada 21 April 1879 di Desa Mayong, Jepara, Jawa Tengah, dan meninggal dunia pada usia 25 tahun pada Tahun 1904 di Rembang, Jawa Tengah. Kartini tumbuh dalam keluarga bangsawan Jawa yang kental dengan tradisi patriarki. Meskipun demikian, ia terus berjuang untuk mendapatkan pendidikan dan membebaskan dirinya dari budaya patriarki tersebut.

Kartini dianggap sebagai pelopor gerakan feminis di Indonesia karena perjuangannya untuk memberikan hak-hak dan kesempatan yang sama bagi perempuan, terutama dalam hal pendidikan. Meskipun ia hanya mendapat pendidikan dasar di sekolah Belanda lokal, tapi Kartini tetap bersemangat dan berjuang untuk menuntut ilmu. Ia mengambil kursus melalui surat kabar, dan terus memperdalam pengetahuannya melalui buku dan bacaan lainnya.

Kartini diakui sebagai salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Hari lahirnya 21 April bahkan dijadikan sebagai Hari Kartini yang dirayakan sebagai hari peringatan dan penghormatan atas perjuangannya. Pemikiran dan perjuangan Kartini menginspirasi banyak orang. Termasuk para feminis di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Ia adalah sosok inspiratif yang mengajarkan pentingnya pendidikan, kesetaraan, dan hak-hak asasi manusia.

Hasil gerakan perempuan khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran telah membuahkan hasil yang baik. Salah satu prestasinya adalah mendirikan sekolah bagi perempuan di Jepara pada tahun 1903. Ia percaya, bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan perempuan dari keterbatasan dan ketergantungan pada pria. Memandang bahwa perempuan harus diberi kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas. Kartini berpendapat bahwa pendidikan akan memperkuat perempuan untuk menjadi mandiri dan merdeka.

“Pendidikan bagi perempuan sangat penting, karena pendidikan memperkuat perempuan untuk memperoleh hak-haknya secara mandiri dan merdeka.”

Pemikiran Kartini juga relevan dengan penerapan pada sistem pendidikan pada saat ini, dimana pendidikan budi pekerti menjadi prioritas utama. Pendidikan yang baik akan menjadikan seorang anak yang baik, dan untuk itu diperlukan perempuan yang terdidik. Oleh karena itu pentingnya peningkatan derajat perempuan. Perempuan harus mempunyai pendidikan. Tanpa pendidikan perempuan tidak akan mengetahui cara mengatasi masalah yang mereka hadapi, seperti soal pangan, kesehatan, mengatur ekonomi rumah tangga, dan cara mendidik anak.

Selain perjuangan untuk hak-hak perempuan, Kartini juga aktif dalam mengadvokasi hak-hak pribumi dan berusaha untuk mempromosikan kesetaraan dan perdamaian antar etnis di Indonesia. Ia menulis surat dan artikel yang dipublikasikan dalam surat kabar dan majalah Belanda untuk menyebarluaskan ide-idenya.

Baca juga : Senangnya Mahasiswa ITN Malang Magang di Rumah Rakyat, Banyak Ilmu dan Pengalaman

Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan hebat Indonesia. Sebagai perempuan, tetap maju dan teruslah berkarya tanpa menentang kodratnya.

“Jangan takut berbicara, jangan takut bertindak. Jika benar bilang benar, jika salah akui, lalu revisi lagi” (Syahreni). (Syahreni/mahasiswa ITN Malang)

Pewarta: Syahreni, mahasiswa Teknik Informatika S-1, angkatan 2020. Editor: Mita Erminasari/Humas ITN Malang

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023