ITN Malang Tunjukkan Eksistensi pada Peringatan Dies Natalis ke-54
Momen syukuran dies natalis Rektor ITN Malang Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi MSEE (kanan) menyerahkan potongan tumpeng kepada Ketua Yayasan P2PUTN Ir Kartiko Ardi Widodo MT. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Momentum Dies Natalis ke-54 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menjadi wujud eksistensi sekaligus survive ITN Malang ditengah masyarakat. Hal inilah yang disampaikan oleh Rektor ITN Malang Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi MSEE pada perayaan Dies Natalis ITN Malang yang bertepatan pada hari Rabu, 4 Januari 2023.
Bertempat di Auditorium Kampus 1 ITN Malang dies natalis dirayakan dengan syukuran secara sederhana dan khidmat. Dihadiri undangan terbatas mulai jajaran rektorat, dekanat, struktural prodi, kepala biro, dan pengurus Yayasan Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi (P2PUTN). Sebagai kehati-hatian, acara ini pun masih menerapkan protokol kesehatan dengan duduk berjarak.
Rektor ITN Malang menyatakan, usia 54 tahun merupakan usia yang matang bagi ITN Malang. Ibarat manusia dewasa berada pada puncak karir. Kampus biru membuktikan eksistensinya di tengah-tengah 6.400 perguruan tinggi se-Indonesia.
“ITN Malang berhasil survive, ini hal yang luar biasa. Dengan dies natalis ke-54 kita semua berharap ITN lebih baik lagi kedepannya,” kata rektor yang akrab disapa Prof Lomi ini.
Menurut Prof Lomi, keberadaan ITN Malang hingga sekarang ini pun tidak lepas dari support civitas akademika, dan yayasan. Harapannya di masa mendatang ITN Malang mampu menempatkan diri sebagai perguruan tinggi pada level internasional. Untuk menuju kesana segala persiapan sudah dilakukan. Seperti meningkatkan kualitas dosen, prestasi mahasiswa, dan lain-lain. Diprediksikan tahun 2022 sampai 2027 ITN Malang pada fase menuju tingkat regional Asean.
Baca juga : Dies Natalis ke-53 ITN Malang Resmikan PLTS Skala Kampus Terbesar di Pulau Jawa, dan Tiga Tempat Ibadah
“Artinya, untuk mencapai tingkat itu persiapan-persiapan yang harus kita lakukan seperti peningkatan kualitas dosen dengan studi lanjut. Infrastruktur juga sudah mencukupi, apalagi dengan inovasi-inovasi penelitian yang sudah dilakukan sangat luar biasa,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua Yayasan P2PUTN Ir Kartiko Ardi Widodo MT, mengingatkan akan tantangan dunia pendidikan, khususnya bagi perguruan tinggi swasta. Maka, perlu adanya inovasi-inovasi yang dilandasi jiwa kompetensi yang kuat dan profesional, serta adanya evaluasi tiap tahapnya. Serta, mempertegas peraturan tata kelola kepegawaian. Jadi, siapapun rektornya nanti akan berkomitmen melaksanakannya.
Dalam dunia persaingan perguruan tinggi juga memahami bahwasanya general elektrik, industri-industri besar tidak bisa berdiri sendiri. Begitupun kampus ITN Malang harus bersinergi dan mengoptimalkan kerjasama dengan dunia usaha dan industri industri. Serta untuk branding ITN Malang juga harus dekat dengan instansi-instansi terkait, sehingga dikenal sebagai institusi yang dipercaya oleh semua pihak.
“Jiwa profesional, dan kompetensi kami tuntut, dan networking kami perlukan. Kekuatan ITN Malang selain dari kualitas juga fasilitas,” katanya.
Diungkapkan Kartiko, tahun 2025 hingga 2030 ITN Malang akan bergerak cepat mewujudkan kampus terpadu di kampus 2 ITN Malang. Sesegera mungkin ITN Malang akan membangun rumah sakit, gedung serbaguna, gedung rektorat, hotel, rusunawa, dan lain sebagainya. Sehubungan dengan kekuatan pendanaan, maka yayasan akan berkolaborasi dengan investor. Saat ini proses negosiasi yang membutuhkan waktu sedang berjalan.
“Sudah kami buat konsep desainnya. Bahkan rusunawa proposalnya sudah sampai kepada Kementerian PUPR, dan mendapat respon baik. Kami optimis tahun 2030 kampus integrasi ITN Malang sudah terwujud,” lanjutnya.
Baca juga : Aryuanto Soetedjo Dikukuhkan Sebagai Profesor Bidang Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri ITN Malang
Untuk rusunawa kedua, rencananya akan dibangun di dekat rusunawa yang sudah ada. Rencananya ITN Malang akan memiliki tiga rusunawa di kampus 2. Keberadaan rusunawa ini nantinya akan mendukung pembentukan karakter mahasiswa. Dimana rencananya mahasiswa baru dari luar kota akan mendiami rusunawa selama enam bulan.
“Asumsi maba 1.200 hingga 1.500. Nanti bisa bergantian menginap di rusunawa. Misal di semester pertama 500 maba, kemudian semester kedua 500 maba. Hanya untuk pembentukan karakter maba,” ungkap Kartiko. Konsep inipun sudah dibahas dengan Kantor Staf Kepresidenan (KSP) RI yang akan membantu pembinaan karakter. Perlu diketahui, ITN Malang juga sudah melakukan kerjasama dengan KSP RI pada awal 2022 lalu. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)
Â