E-Flash Raih Best Design Jember Line Tracer 2020
Robot E-Flash ITN Malang berhadapan dengan Shankara SMEGA dalam Jember Line Tracer X 2020 (JLT X), Sabtu-Minggu (07-08/11/2020). (Foto: Tangkapan layar Youtube Jember Line Tracer)Â
Malang, ITN.AC.ID – E-Flash robot penjejak garis Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang meraih best design di ajang Jember Line Tracer X 2020 (JLT X). Diselenggarakan secara online oleh Himpunan Mahasiswa Elektro Universitas Negeri Jember, Kontes Robot Line Follower Tingkat Nasional ini diikuti total 32 tim dari seluruh Indonesia, Sabtu-Minggu (07-08/11/2020).
Robot besutan Basuki Rachemat Wahyudi (ketua tim) dan Ahmad Iqbal Zajuli (anggota) meluncur secara online dari sirkuit kampus 2 ITN Malang. Total ada 3 tim robot Kampus Biru yang lolos JLT X. Selain E-Flash ada E-Dush dan E-Srikandi yang beranggotakan para mahasiswi.
“Untuk perlombaan race E-Flash hanya sampai 16 besar. Tapi, dengan lolos 16 besar akhirnya kami berhasil mendapat kategori best design,” kata Basuki, saat dihubungi lewat sambungan WhatsApp, Selasa (10/11/2020).
Sebagaimana ketentuan juri, untuk mendapatkan kategori best design maka robot harus lolos 16 besar. Sedangkan parameter yang dinilai dalam best design antara lain kerapian, inovasi dan kreatifitas, orisinalitas, serta kesesuaian dengan tema.
“Design robot kami terlihat fleksibel untuk mengikuti jalur lintasan, serta aksesorisnya menarik. Mungkin itu yang dilihat oleh juri,” tukas mahasiswa Teknik Elektro semester 5 ini.
Baca juga: E-Pretiwi V8 ITN Malang Melenggang di KRSTI 2020 Tingkat Nasional
Dikatakan Basuki, untuk pertandingannya sendiri memakai sistem battle. Sesi penyisihan dua kali pertandingan untuk mencapai 16 besar. Kemudian fase knock out meloloskan delapan pemenang dan dikerucutkan menjadi empat pemenang yang akan menuju final.
“Kami diberi waktu empat menit untuk menyelesaikan lintasan. Sayangnya ketika latihan sebelum lomba robot sempat mengalami kerusakan (short sircuit dan motor penggerak rusak). Dan, ketika perlombaan robot sempat keluar lintasan (line follower) dan akhirnya retry satu kali,” tutur Basuki.
Kedepannya tim yang tergabung dalam Komunitas Robotika ITN Malang ini akan lebih mempersiapkan diri dalam mengikuti berbagai kontes. “Setting robot atau kalibrasi perlu lebih dibenahi, karena masih ada kendala error yang mengakibatkan retry. Kami juga akan mempersiapkan sparepart cadangan apabila ada kerusakan pada robot. Semoga tahun-tahun selanjutnya bisa lebih baik,” pungkas mahasiswa asal Pasuruan ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)