
“Cari Gaji atau Ciptakan Gaji? Siapa Takut!” Alumni Mengajar IKA ITN Malang Ajak Mahasiswa Jadi Technopreneur
Kuntjoro Pribadi, ST., alumnus Teknik Mesin S-1 ITN Malang angkatan 1991 memberikan motivasi kepada mahasiswa lewat alumni mengajar. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Pusat Karir Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) sukses menggelar acara “Alumni Mengajar IKA ITN Malang” dengan tema “Kuliah Bersama Technopreneurship: Cari Gaji atau Ciptakan Gaji?”. Acara ini menghadirkan Kuntjoro Pribadi, ST., alumnus Teknik Mesin S-1 angkatan 1991.
Kuntjoro berbagi pengalaman dan wawasan kepada 152 mahasiswa dari berbagai jurusan di Aula Kampus 1 ITN Malang, Sabtu (24/05/2025). Dalam sesi yang penuh inspirasi ia mengajak para mahasiswa untuk tidak takut memilih jalur karir baik sebagai karyawan maupun entrepreneur.
“Tidak perlu takut memilih jalur berkarir sebagai seorang karyawan atau entrepreneur, itu pilihan, semuanya baik,” ujarnya. Ia mengatakan, menjadi seorang karyawan bisa berkarir, sementara menjadi entrepreneur memiliki keunggulan dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan menghidupi banyak orang.
Kuntjoro menceritakan perjalanan karirnya yang penuh liku. Lulus dari Teknik Mesin S-1 ITN Malang ia memulai karir di dunia industri sebagai praktisi selama 18 tahun. Berbagai bidang telah ia jalani, mulai dari bidang teknik (Electrical & General Contractor), marketing (Antistatic Discard), production (FMCG terbesar di Indonesia), sistem manajemen mutu, ahli K3, hingga HRD (Corrugated Carton Box). Ia juga sempat merasakan berkarir di Asia Tenggara dan dipromosikan sebagai supervisor di perusahaan multinasional.
Baca juga : Majukan Almamater, ITN Malang – IKA ITN Malang Jalin Kemitraan
Kuntjoro menegaskan pentingnya wawasan yang luas dan pengalaman kerja bagi mahasiswa. Ia berpesan agar mahasiswa tidak cepat puas dengan gelar S1.
“Dulu, dengan modal S1 posisi terendah yang diterima adalah supervisor. Kalau sekarang biasanya jadi operator. Jadi, jangan puas hanya dengan modal S1,” tegasnya.
“Alumni Mengajar IKA ITN Malang” mengajak mahasiswa menjadi technopreneur. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Setelah 18 tahun mengukir pengalaman di dunia kerja formal, pada 2015 Kuntjoro memutuskan untuk membangun usaha sendiri di bidang properti, kontraktor, dan sekarang fokus di Master Dealer Cellular Accessories. Saat ini perusahaannya telah menghidupi beberapa orang. Ia membuktikan bahwa “Hidup Adalah Berjuang” filosofi ini yang juga ditanamkan pada stafnya. Sejalan dengan misi usahanya “Sugih Bareng” (Mari Kaya Sama-Sama).
“Kami memegang produk aksesori seluler dengan merek DAP dan Luna. Selama 10 tahun terakhir ini melayani 200-300 toko di Malang Raya,” sambungnya. Ia juga menambahkan, kemampuan bahasa sangat diperlukan jika ingin bersaing di dunia karir.
Menurutnya, pengalaman kerja memberikan peluang untuk mengasah keterampilan dan memperluas pengetahuan. Selain itu, pengalaman juga memungkinkan seseorang untuk membangun jaringan profesional yang kuat, membuka pintu kesempatan baru, dan mendapatkan wawasan berharga tentang industri atau bidang tertentu.
Baca juga : Pentingnya Gen Z Memahami Pengelolaan Keuangan
Bagi mereka yang ingin berwirausaha, Kuntjoro membagikan tips penting yakni harus memiliki kemauan yang kuat, modal/uang, dan networking sebanyak dan sebaik mungkin. Kepercayaan timbul dari networking yang dijalin. Ia juga menyarankan untuk memulai usaha sebelum benar-benar terdesak, karena peluang keberhasilan akan lebih besar jika usaha segera dimulai.
Ia berharap mahasiswa ITN Malang bisa menjadi pribadi yang produktif dan berani mengambil keputusan dalam menentukan jalur karir mereka. “Jadilah dirimu sendiri, pilih yang kamu mau, jangan pernah takut menghadapi persaingan. Kalian memiliki kemampuan,” tutupnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)