Tak Lagi Muda, Inilah Kisah Inspiratif Mulyono Alumnus ITN Malang Pendaki 7 Summits Indonesia
Mulyono alumnus Teknik Sipil S-1 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) angkatan 1980 Pendaki 7 Summits Indonesia. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Mulyono merupakan alumnus Teknik Sipil S-1 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) angkatan 1980. Di antara para pendaki gunung di Indonesia, namanya menonjol sebagai salah satu sosok yang menginspirasi. Mulyono dikenal sebagai pendaki gunung yang berhasil mendaki tujuh puncak tertinggi di Indonesia, atau sering disebut sebagai “Seven Summits Indonesia”, atau “The Seven Summits of Indonesia”.
Pada awalnya ia bukan penghobi naik gunung ataupun pencinta alam. Namun keinginan memiliki kegiatan positif mempertemukannya dengan teman-teman sefrekuensi. Berawal saat menjelang pensiun di tahun 2015 ia bergabung dengan komunitas dari Jasa Marga Jawa Timur mengadakan pendakian. Diusia yang tak lagi muda Mulyono mulai mendaki berbagai gunung di Indonesia. Antara lain Gunung Arjuno, Gunung Sumbing, Gunung Prau, Gunung Sindoro, Gunung Raung, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Muria, dan lain-lain.
“Saya bukan anggota Mapala (mahasiswa pencinta alam). Kegiatan ini saya lakukan untuk kesibukan menjelang pensiun. Saya mencari kesibukan yang positif, dan menambah teman. Akhirnya ikut pendakian dengan teman-teman jasa marga. Akibatnya ya tidak pensiun-pensiun, kerja jalan, pendakian juga jalan,” ungkap Mulyono saat dihubungi lewat sambungan whatsapp, pada Minggu (05/05/2024).
Baca juga : Himakpa ITN Malang Digandeng My Trip My Superadventure Episode 2 Jawa Timur Eksplorasi Coban Sewu
Pada perjalanannya Ia akhirnya bergabung dalam komunitas penggiat alam dan pendaki gunung Indonesia. Dari sini Mulyono harus mengulang kembali mendaki Gunung Rinjani dan Puncak Jayawijaya (Carstensz Pyramid). Ini disebabkan sebelum bergabung ke komunitas Ia sempat mendaki kedua gunung tersebut, namun belum sampai ke puncak.
Kini, di usianya ke 66 tahun mulai kurun waktu 2017-2023 Mulyono sudah tuntas mendaki Seven Summits Indonesia, yakni Gunung Semeru Jawa Timur, Puncak Jayawijaya (Carstensz Pyramid) Papua, Puncak Indrapura Gunung Kerinci Jambi Sumatera Barat, Puncak Rante Mario Gunung Latimojong Sulawesi Selatan, Puncak Bukit Raya Gunung Raya kalimantan, Gunung Binaiya Maluku, dan Gunung Rinjani Lombok NTB.
Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, memberikan penghargaan kepada Mulyono saat Halalbihalal Ikatan Alumni Teknik Sipil (IATS) ITN Malang 2024. (Foto: Istimewa)
“Saya ulangi naik Gunung Rinjani dan Carstensz Pyramid, alhamdulillah bisa mencapai puncak. Carstensz juga merupakan salah satu Seven Summits dunia. Jadi untuk Seven Summits dunia saya dapat dua gunung, Carstensz Papua, dan Gunung Kilimanjaro,” ujarnya.
Gunung Kilimanjaro Tanzania Afrika didaki pada 14 November 2019 lalu. Puncak Kilimanjaro sekaligus merupakan puncak tertinggi di Afrika dengan ketinggian 5.895 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sementara Puncak Jayawijaya atau dikenal dengan Carstensz Pyramid di Papua memiliki ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut. Merupakan salah satu puncak tertinggi di Indonesia, sekaligus dinobatkan sebagai salah satu dari World Seven Summits. Pegunungan Jayawijaya tergolong gunung karang (limestone) dengan puncaknya diselimuti salju abadi di beberapa titik. Pegunungan ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Lorentz.
Mulyono membuktikan diri bahwa usia bukanlah penghalang untuk mencapai mimpi dan terus memupuk kecintaan pada alam. Hingga pada Sabtu, 27 April 2024, pukul 15.00 WITA ia berhasil sukses mengibarkan bendera merah putih di Puncak Jaya. Perjalanannya mencapai Puncak Jaya tidak hanya menjadi pencapaian pribadi tetapi juga sumber inspirasi bagi banyak orang. Terutama generasi muda, untuk terus berpetualang dan menghargai keindahan alam Indonesia.
“Insyaallah ingin mendaftarkan ke MURI (museum rekor indonesia) sebagai pendaki tertua yang berhasil mendaki (Seven Summits Indonesia),” cita-cita pria asal Sidoarjo ini. Ia merupakan pensiunan dari Kementrian Pekerjaan Umum (PU) tahun 1995 dan dari Jasa Marga tahun 2015. Saat ini Mulyono memiliki kesibukan sebagai konsultan supervisi konstruksi jalan raya.
Atas semangat dan motivasi, pada acara Halalbihalal Ikatan Alumni Teknik Sipil (IATS) ITN Malang 2024 di Permata Jingga Kota Malang, Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, didampingi Ketua IATS ITN Malang Alief Akbari (alumnus 1987) menyerahkan penghargaan kepada Mulyono.
“Pendakian bukanlah tentang menaklukkan alam, tetapi tentang menaklukkan diri sendiri dan belajar menghormati alam,” pesan Mulyono. Ia juga menekankan pentingnya persiapan dan keselamatan dalam setiap ekspedisi. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)