Back

ITN Malang Pertahankan Tradisi, Maba Tetap Kenakan Pakaian Adat

Wakil Rektor III ITN Malang, Ir Fourry Handoko ST, SS, MT, Ph.D, IPU (tengah) didampinggi Dekan III FTI Drs. Sumanto, Msi (kiri) dan Dekan III FTSP Dr. Hardianto, ST, MT saat PKKMB ITN Malang 2020, Selasa, (15/09/2020). (Foto: Yanuar/humas)


Malang, ITN.AC.ID – Tradisi mengenakan pakai adat saat Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tetap dilestarikan oleh Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Meskipun PKKMB 2020 dilakukan secara daring, namun antusiasme mahasiswa baru (Maba) dalam menyemarakkan PKKMB hari ke dua dengan berpakaian adat sangat besar, Selasa, (15/09/2020). Ini bisa terlihat dari pantauan di layar monitor platform Zoom dan kanal Youtube ITN Malang Official sebagai media daring PKKMB.

“Hari kedua semua berpakaian adat, baik mahasiswa maupun panitia. Kampus kami Institut Teknologi Nasional, tentunya kami menjunjung nasionalisme sebagai trademark ITN Malang,” kata Wakil Rektor III ITN Malang, Ir Fourry Handoko ST, SS, MT, Ph.D, IPU.

 

Bagus Adrian Wirayudha, mahasiswa baru ITN Malang mengenakan pakaian adat Lombok saat mengikuti PKKMB daring hari kedua. (Foto: Istimewa)
Bagus Adrian Wirayudha, mahasiswa baru ITN Malang mengenakan pakaian adat Lombok saat mengikuti PKKMB daring hari kedua. (Foto: Istimewa)

 

Bahkan tradisi berpakaian adat tidak berhenti pada kegiatan PKKMB. Rektor ITN Malang, Dr.Ir. Kustamar, MT telah mencanangkan tiap hari Kamis civitas akademika ITN Malang wajib memakai pakaian adat/daerah saat datang ke kampus. Harapannya semua mahasiswa bisa mengenal berbagai macam budaya. Semuanya bentuk toleransi tersebut terangkum dalam Forum Komunikasi Kebangsaan “Pelangi Nasional” yang dimiliki oleh ITN Malang untuk menyatukan mahasiswa dari berbagai daerah, suku, dan agama.

Baca juga: Dukung Forum Komunikasi Kebangsaan, ITN Malang Adakan Upacara tiap Tanggal 17 dengan Berpakain Adat

“Kami tidak hanya ingin membangun hard skill, tapi juga soft skill, sehingga kami buat Forum Komunikasi Kebangsaan “Pelangi Nasional”. Toleransi antar umat beragama kami lakukan dengan membangun tiga tempat ibadah (di kampus 2). Tiap hari Kamis kami tetapkan sebagai hari berpakaian adat dengan menampilkan budaya masing-masing daerah. Jadi, bisa mengeratkan mahasiswa agar tidak terpecah-pecah,” beber rektor.

Dengan begitu menurut rektor, toleransi tidak hanya berhenti pada perayaan-perayaan saja. Kedepannya juga akan ada kegiatan-kegiatan yang menampilkan atau mengeksplorasi budaya nusantara di even-even tertentu. Sementara untuk cinta anah air akan diterapkan dikegiatan pengabdian kepada masyarakat. (me/humas)

Baca juga: Seru! Flashmob Bhineka Tunggal Ika ITN Malang

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023