Back

BPBD Kota Batu Beberkan Daerah Rawan Bencana

Rektor ITN Malang Dr.Ir. Kustamar, MT (tiga dari kiri) foto bersama para undangan usai seminar Peningkatan Konservasi Hulu DAS Brantas dan Mewaspadai Bencana Metrohidrologi, di Kampus 2 ITN Malang, Senin (27/01/2020). (Foto: Yanuar/humas)


Malang, ITN.AC.ID – Datangnya musim penghujan mengakibatkan Kota Batu berpotensi terjadi bencana. Potensi ancaman ini sudah dipetakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu. Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Batu, Gatot Noegroho, ST menyebutkan, daerah yang rawan bencana antara lain daerah Sumber Brantas, Tulung Rejo, Sumber Bendo, Gunung sari, Sumber Rejo, dan Punten. Dilihat dari topografi Kota Batu daerah ini rawan akan bencana banjir bandang.

“Seperti beberapa waktu lalu di Petungsewu pernah terjadi banjir bandang. Ini bukan semata karena curah hujan tinggi, namun karena banyaknya dam-dam alami yang kurang kuat hingga jebol. Kalau angin kencang biasanya terjadi di Sumber Brantas serta kebakaran hutan di kawasan Cangar,” kata Gatot. Kondisi kerawanan bencana ini disampaikan pada seminar “Peningkatan Konservasi Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas dan Mewaspadai Bencana Metrohidrologi” di Kampus 2 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Senin (27/01/2020).

 

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Batu, Gatot Noegroho, ST saat menyampaikan kondisi kerawanan bencana di Kota Batu pada seminar Peningkatan Konservasi Hulu DAS Brantas dan Mewaspadai Bencana Metrohidrologi. (Foto: Yanuar/humas)
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Batu, Gatot Noegroho, ST saat menyampaikan kondisi kerawanan bencana di Kota Batu pada seminar Peningkatan Konservasi Hulu DAS Brantas dan Mewaspadai Bencana Metrohidrologi. (Foto: Yanuar/humas)

Baca juga: Undang Stakeholder, ITN Malang Perkuat Konservasi DAS Brantas

Dikatakan Gatot, untuk kesiapsiagaan bencana BPBD Kota Batu terus memberikan edukasi bencana kepada masyarakat. Mulai tahun 2015 sudah ada program desa tangguh bencana. Dengan memberikan edukasi kebencaan, maka desa mempunyai kemampuan mandiri dalam menghadapi bencana. Kegiatan lainnya melaksanakan satuan pendidikan (SPAN) aman bencana di sekolah-sekolah. Melakukan kajian-kajian mitigasi bencana, memberikan edukasi ke masyarakat tentang pelatihan tangguh bencana dan sekolah aman bencana. Kerjasama mitigasi bencana juga dilakukan dengan dunia pendidikan melalui pengamatan kajian pendidikan semisal dalam pemetaan bencana.

“Untuk mewujudkan kemandirian desa dan masyarakat kami memberi gambaran kerentanan bencana hingga proses menyelamatkan diri. Kami juga ke sekolah-sekolah, para siswa diberikan gambaran tentang ancaman bencana dan bagaimana cara menghindar disaat mereka sedang melakukan proses belajar mengajar. Jadi, siswa dan guru diajak berkomitmen dengan BPDB,” tambah alumnus Teknik Mesin S-1 ITN Malang ini. (mer/humas)

Baca juga: Para Pakar Sumber Daya Air Bahas Konservasi di Seminar FTSP ITN Malang

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023