Back

Dosen ITN Malang Berdayakan Masyarakat Pesisir Surabaya Tingkatkan Sustainable Livelihood (Penghidupan Berkelanjutan)

Warga kawasan pesisir Sukolilo foto bersama dengan pemateri usai mengikuti workshop di Balai Kelurahan Sukolilo Baru, Kota Surabaya, Senin, (14/10/19). (Foto: Istimewa)


 

Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang sangat konsen dan konsisten dalam membantu mengatasai masalah sosial, ekonomi, dan ekologi yang berdampak pada kemiskinan masyarakat nelayan di wilayah pesisir. Kebanyakan masyarakat pesisir selama ini menggantungkan kehidupan pada sektor perikanan yang memiliki akses terbuka bagi siapa saja. Ketergantuangan terhadap penangkapan sumber daya perikanan inilah yang mengakibatkan secara umum kondisi kehidupan masyarakat nelayan berada dalam kemiskinan.

Didukung kemajuan pesat kota yang bersinggungan dengan masyarakat pesisir memberi andil terjadinya krisis ekonomi, dan rusaknya hubungan sosial, nilai budaya dan kualitas lingkungan hidup. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat di wilayah pesisir mengalami kondisi deprivasi materi dan sosial sehingga individu hidup di bawah standar kehidupan yang layak. Kemiskinan multidimensi terjadi pada kelas nelayan rumah tangga atau pembudidaya ikan.

Sebagai salah satu kota besar yang memiliki wilayah pesisir, Kota Surabaya pun tidak lepas dari permasalahan tersebut. Persoalan inilah yang kemudian mendorong Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Ardiyanto Maksimilianus Gai, ST.,M.Si memiliki perhatian dan ketertarikan melakukan penelitian di wilayah pesisir Kota Surabaya sejak tahun 2016 silam.

 

Ardiyanto Maksimilianus Gai, ST.,M.Si., dosen PWK ITN Malang bersama Agus Soedaryanto, S.Pd., Sekretaris Lurah Sukolilo Baru, Kota Surabaya (menghadap kamera). (Foto: Istimewa)
Ardiyanto Maksimilianus Gai, ST.,M.Si., dosen PWK ITN Malang bersama Agus Soedaryanto, S.Pd., Sekretaris Lurah Sukolilo Baru, Kota Surabaya (menghadap kamera). (Foto: Istimewa)

 

Dalam kerangka penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) sebenarnya masyarakat nelayan dapat memanfaatkan sumberdaya alam untuk penghidupan dengan dukungan modal SDM, fisik, finansial dan sosial. Dengan support modal tersebut masyarakat nelayan berusaha keluar dari kemiskinan dengan berbagai cara menuju outcome penghidupan.

“Sebagian besar masyarakat nelayan di Kota Surabaya belum sepenuhnya mampu mengakses setiap modal penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) secara optimal,” kata Ardy biasa disapa.

Untuk itu di tahun 2019 Ardy bersama Ida Soewarni, ST,MT (PWK) dan Anis Artiyani, ST,MT (Teknik Lingkungan), melakukan pengabdian kepada masyarakat di kawasan pesisir Sukolilo, Surabaya, tepatnya di Kelurahan Sukolilo Baru. Tujuan pemberdayaan masyarakat ini sebagai upaya peningkatan kapasitas masyarakat baik secara ekonomi, ekologi dan sosial.

“Kami membekali masyarakat dengan pemahaman dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan meningkatkan kapasitas diri serta keluarga melalui pemberdayaan ekonomi lokal,” tambah dosen kelahiran Nusa Tenggara Timur tersebut.

Baca juga: Rektor ITN Malang: Pencegahan Banjir dengan Pemberdayaan Masyarakat

Untuk itu, ketiga dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ini menggelar beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat, antara lain: pemetaan partisipatif, focus group discussion, dan workshop. Tidak tanggung-tanggung, beberapa ahli dan pakar dari USAID, Ikatan Ahli Perencana Jawa Timur, serta Guru Besar Sosial Ekonomi Perikanan Universitas Brawijaya Malang, Prof. Dr. Nuddin Harahap, MP turut terlibat.

Ditemui pada penyelenggaraan workshop di Balai Kelurahan Sukolilo Baru, pada Senin, (14/10/19), Sekretaris Lurah Sukolilo Baru, Agus Soedaryanto, S.Pd menyampaikan rasa terimakasih atas dukungan pengabdian masyarakat dari ITN Malang. Agus beranggapan, untuk mendorong dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat bukan saja di kawasan pesisir namun bisa juga di wilayah non pesisir.

“Saya mengucapkan terima kasih dan mendukung serta berharap ke depan kerjasama dengan perguruan tinggi dan pemerintah kota harus terus ditingkatkan, karena tugas besar meningkatkan taraf hidup masyarakat bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga perguruan tinggi sebagai ladang ilmu pengetahuan,” ujar Agus. (mer/humas)

Baca juga: DLH Kota Malang Tunjuk ITN Malang jadi Koordinator Juri Kampung Bersinar

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023