Back

Diikuti 220 Peserta, Al-Banjari ITN Islamic Festival (IFEST) 2019 Menggema di Kampus Biru

Sebanyak 22 tim dari 220 peserta ikut berkompetisi dalam Al-Banjari ITN Islamic Festival (IFEST) 2019. Hari itu, Rabu (3/4/19) kampus I Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menjadi syahdu dengan irama hadrah yang rancak dan khas. Kesenian khas islami yang berasal dari Kalimantan ini memang menyebar dengan cepat dikalangan pemuda.

Rebana/Hadrah Al-Banjari memang masih mempunyai keterkaitan sejarah penyebaran agama Islam pada masa Wali songo di Pulau Jawa. Jadi tidak bisa dipungkiri betapa dekatnya kesenian ini dengan masyarakat khususnya Jawa Timur. Apalagi saat ini kesenian hadrah semakin digemari saat Gus Azmi dengan grup sholawat Syubbanul Muslimin memainkannya dengan sangat apik, sehingga menarik minat kaum millenials.

“Minat masyarakat khususnya di Jawa Timur terhadap kesenian berbau islami cukup tinggi. Apalagi saat Gus Azmi dengan hadrah marawisnya makin dikenal oleh millenials,” terang Adrian Muhammad Zuhdi, ketua pelaksana IFEST 2019.

Ada tiga juri yang ikut menyeleksi kompetisi Al-Banjari. Sistem penilaian, peserta wajib menampilkan perform terbaiknya. Bila dinilai oleh juri kurang bagus, maka juri akan menekan tombol berwarna merah tanda peserta tereliminasi. Sistem seperti ini biasa kita lihat di acara-acara kompetisi di televisi.

Lomba Al-Banjari memang sudah menjadi salah satu lomba favorit di IFEST ITN Malang. Sehingga menarik perhatian dari berbagai grup Al-Banjari se-Jawa Timur. Antara lain datang dari Malang, Pasuruan sampai Tuban.

“Khusus Al-Banjari terbuka untuk umum, sampai maksimal usia 25 tahun. Untuk penilaiannya sendiri dari segi musik, vokal, serta etika,” imbuh mahasiswa Teknik Kimia ini.

Rektor ITN Malang, Dr.Ir Kustamar, MT mengatakan, kegiatan ini diperlukan sebagai wadah melestarikan nilai-nilai keislaman di kehidupan sehari-hari. “ITN memang selalu memberi ruang bagi mahasiswa untuk mengembangkan siar agama. Kami dukung kegiatan ini sebagai wujud ekspresi dari Lembaga Dakwah Islamiyah (LDI) ITN Malang, agar Islam makin berkembang,” jelas alumni doktoral UB ini.

 

Diikuti 220 Peserta, Al-Banjari ITN Islamic Festival (IFEST) 2019 Menggema di Kampus Biru
Diikuti 220 Peserta, Al-Banjari ITN Islamic Festival (IFEST) 2019 Menggema di Kampus Biru

 

ITN Malang selama ini memang mendukung perbedaan dalam keragaman (Unity in Diversity). Seperti halnya civitas akademika kampus biru yang beragam suku dan agama, menyatu dalam keluarga besar ITN Malang. “Acara keagamaan dari semua agama yang ada di ITN kami dukung. Baik Islam, Kristen, Hindu, Budha, karena ini cermin dari keberagaman jati diri Indonesia,” tegasnya. (mer/humas)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023