Back

Kisah Anak Petani yang Lolos Bidikmisi dan Nyambi Driver Ojol Jadi Wisudawan Terbaik ITN Malang

Dari Malang Selatan, tepatnya Kecamatan Donomulyo, Febri Setiawan dilahirkan. Besar dalam keluarga petani, anak ketiga dari pasangan Kemat dan Sriami ini tak disangka menjadi salah satu wisudawan terbaik Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Mengingat, lulusan dari Teknik Sipil S-1 ini awalnya terkendala biaya untuk melanjutkan kuliah. Bagaimana tidak, orang tuanya hanya bekerja sebagai petani, apa lagi sang ibu pernah mengatakan hanya bisa membiayai anak-anaknya sampai tingkat SMA.

Melihat kondisi keluarganya, Febri tidak tinggal diam. Ia bertekat terus kuliah, caranya adalah dengan mencari beasiswa. Perjuangan Febri pun tidak sia-sia, akhirnya ia mendapatkan beasiswa Bidikmisi Kemenristekdikti. Namun, ternyata kedua orang tuanya masih mengkhawatirkan tentang beasiswa tersebut. “Waktu itu orang tua ragu dengan Bidikmisi, mereka khawatir masih harus mengeluarkan uang lagi. Akhirnya saya jelaskan kalau tidak perlu biaya. Di dalam verifikasi Bidikmisi pun juga dijelaskan bahwa tidak mengeluarkan uang, baru mereka percaya,” ujar Febri.

Febri menjadi salah satu wisudawan terbaik pada Wisuda ITN Malang ke-61 Periode I, Tahun 2019 yang lalu dengan IPK 3,83. Pantas Febri mendapatkan Bidikmisi, karena dalam menempuh pendidikan di ITN Malang selama 3,5 tahun, pria usia 22 tahun ini menorehkan banyak prestasi. Diantaranya, lolos PKM dan didanai Dikti pada tahun 2016, serta dua kali masuk 10 besar finalis lomba kuat tekan beton tingkat nasional kompetisi beton inovasi di Surabaya.

Mendapat beasiswa Bidikmisi tidak menjamin semua keperluan Febri tercukupi. Untuk menutup kebutuhan sehari-hari dan uang saku, Febri membantu menjadi asisten laboratorium dan asisten dosen. Beberapa proyek juga dia ikuti salah satunya adalah renovasi GOR di Lombok Barat sebagai asisten perencanaan struktur. Ini bagi Febri sekaligus pengaplikasian ilmu yang didapat ke dalam dunia konstruksi. Bahkan yang terbaru adalah sebagai pengawas pembangunan Transmart Malang. “Untuk GOR di Lombok ada lima orang mahasiswa sipil ITN Malang yang ikut membantu, dan saya di dalamnya. Saya ikut membantu menghitung strukturnya, bagaimana agar aman terhadap gempa,” terang alumni SMK Muhammadiyah 06 Donomulyo ini.

Tidak sampai di situ saja. Hidup di keluarga sederhana membuat Febri tidak malu melakoni pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang keteknikannya. Menjadi drivel ojek online (Ojol) dilakukannya. Pekerjaan ini ia jalani setelah kegiatannya di himpunan mulai jarang, mengingat Febri selama ini juga aktif mengikuti kegiatan Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS). Bahkan dia beberapa kali dipercaya sebagai ketua panitia beberapa kegiatan. “Tapi tetap saya prioritaskan kuliah. Kalau menariknya (penumpang) dekat kampus lebih enak, jadi bisa wira wiri ke kampus,” tututnya.

 

Kisah Anak Petani yang Lolos Bidikmisi dan Nyambi Driver Ojol Jadi Wisudawan Terbaik ITN Malang
Kisah Anak Petani yang Lolos Bidikmisi dan Nyambi Driver Ojol Jadi Wisudawan Terbaik ITN Malang

 

Akhirnya Febri berhasil lulus dengan karya skripsinya yang berjudul ‘Perencanaan Struktur atas Swiss Bell Hotel Darmo Surabaya dengan sistem Ganda Rangka Pemikul Momen dan Dinding Geser Khusus’. “Saya menggunakan sistem rangka pikul moment dan dinding geser khusus, ini untuk menahan gaya lateral akibat gempa. Surabaya tanahnya tanah lunak, jadi harus perhitungkan juga dalam membuat struktur bangunan yang tahan gempa,” bebernya yang mempunyai cita-cita ingin melanjutkan studi ke jenjang S-2 dengan beasiswa LPDP ini. (mer/humas)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023