LPPM ITN Malang Lakukan Review, untuk Penelitian dan Abdimas Bermutu
LPPM ITN Malang melaksanakan review proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat internal untuk tahun anggaran 2024, di Aula Kampus 1 ITN Malang, Kamis (2/5/2024). (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Kewajiban dosen selain mengajar adalah melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Ketiga poin ini tertuang dalam tri dharma perguruan tinggi. Dari meneliti dosen akan lebih paham terhadap teknologi, mampu mengembangkan materi mengajar, mendukung pengabdian masyarakat (abdimas), dan memberi solusi berbagai permasalahan.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) sebagai lembaga layanan pusat riset dan inovasi turut memberikan andil bagi kualitas penelitian dan abdimas dosen ITN Malang. Untuk itu, LPPM ITN Malang melaksanakan review proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat internal untuk tahun anggaran 2024, di Aula Kampus 1 ITN Malang, Kamis (2/5/2024).
Kepala LPPM ITN Malang, Martinus Edwin Tjahjadi, ST., MGeomSc., Ph.D mengatakan, review proposal dilakukan untuk melihat keseriusan dosen dalam melakukan penelitian, dan abdimas. Proposal dipilih setelah melewati seleksi ketat oleh delapan reviewer. Masing-masing pasangan reviewer akan mengakses pengusul. Mereka akan melihat keseriusan dan kemampuan pengusul, kesiapan metodologi, rekam jejak/ pengalaman penelitian, dan lain-lain.
Baca juga : Dosen ITN Malang Ajari Siswa SMA Nasional Cara Meramu Teh Herbal
“Kalau ada yang belum pernah meneliti maka akan dilihat bagaimana (cara) mereka nanti menyelesaikan penelitiannya. Apalagi luaran yang dipersyaratkan cukup tinggi,” kata Martinus Edwin Tjahjadi, yang akrab disapa Edwin.
Salah satu dosen peneliti sedang menghadapi dua reviewer pada saat review proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat internal untuk tahun anggaran 2024. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Menurut Edwin, sekarang ITN Malang mensyaratkan luaran tiap tahun dan akhir tahun penelitian. Bila penelitian didanai tiga tahun, maka tiap tahun harus mengeluarkan luaran. Luaran dari penelitian harus publish di jurnal lokal, seminarkan internasional, jurnal internasional yang terindeks Scopus, dan luaran berupa prototipe yang nanti akan di review oleh reviewer.
Reviewer juga melihat kesanggupan peneliti menghasilkan prototipe yang sesuai dengan level tingkat kesiapan teknologi (TKT). TKT merupakan tingkat kondisi kematangan atau kesiapterapan hasil penelitian dan pengembangan teknologi yang diukur secara sistematis agar dapat digunakan oleh pengguna.
Edwin menambahkan, di tahun ketiga publikasi khusus di jurnal Scopus Q1 atau Q2. Serta harus mempresentasikan hasil karyanya dihadapan sivitas akademika ITN Malang sebagai wujud pertanggungjawaban, karena sudah mendapat pendanaan. Reviewer yang sama akan menilai laporan kemajuan dan laporan akhir peneliti. Dari awal reviewer mengikuti progres/ kemajuan pengusul. Dengan sharing ilmu dari kemajuan penelitian diharapkan akan muncul atmosfer penelitian dan abdimas yang semakin berkualitas di ITN Malang.
Baca juga : Dosen ITN Malang Latih Warga Sekitar Kampus 2 Membuat Batik Ecoprint dan Sibori Sebagai Peluang Income
“Harapannya, nanti hasil penelitian siap di hilirisasi dimanfaatkan oleh masyarakat. Ada TKT terakhir untuk mengangkat hasil penelitian para dosen yang akan difasilitasi dengan adanya bisnis plan lewat jaringan alumni ITN Malang. Embrionya proposal ini. Harapannya tiga tahun kedepan bisa hilirisasi,” jelas dosen teknik geodesi ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)