Datangkan Pembicara dari India, ITN Malang Gelar Hybrid International Conference on Sustainable Rural Development
Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE., (tengah batik) bersebelahan (kanan rektor) dengan Dr. Jayanta Choudhury, Founder GFSRD, India. Serta dari paling kanan: Dr. Ir. Agustina Nurul Hidayati, MT, ketua pelaksana konferensi internasional; Maria Christina Endarwati, ST, MIUEM, GFSRD Asia Pacific Country Director, dan Kaprodi PWK ITN Malang, Dr. Agung Witjaksono, ST.MT., , foto bersama sebelum konferensi internasional dimulai, Senin (06/6/2022). (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang sukses menggelar Hybrid International Conference on Sustainable Rural Development. Konferensi Internasional tentang pembangunan pedesaan berkelanjutan ini diselenggarakan secara hybrid lewat zoom meeting, dan dipandu dari Auditorium Kampus 1 ITN Malang, Senin (06/6/2022).
Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE., menyatakan rasa senangnya dimana pada masa pandemi ITN Malang khususnya Prodi PWK dapat menyelenggarakan konferensi internasional. Dengan mendatangkan pembicara dari beberapa negara.
“Konferensi internasional diselenggarakan secara hybrid, dengan pembicara dari India, Nigeria, Malaysia, juga dari PWK ITN Malang. Ini suatu hal yang sangat kami arahkan. Di masa depan harapannya kami bisa menyelenggarakan konferensi yang sama (internasional), dengan topik yang lain,” kata rektor saat ditemui usai pembukaan konferensi.
Rektor berharap, dengan adanya konferensi internasional semacam ini kedepannya bisa terus digalakkan. Sehingga hasil-hasil dari konferensi bisa digunakan untuk mengembangkan program studi, fakultas, dan ITN Malang secara umum.
Konferensi internasional juga memberikan kesempatan kepada ITN Malang untuk menjalin Memorandum of Understanding (MoU) dengan Global Forum for Sustainable Rural Development (GFSRD) India. MoU ditandatangani oleh Rektor ITN Malang dengan Dr. Jayanta Choudhury, Founder GFSRD India. Kerjasama ini tidak lepas dari peran serta dosen PWK ITN Malang, Maria Christina Endarwati, ST, MIUEM, sebagai GFSRD Asia Pacific Country Director.
“Kami bangga salah satu dosen kami Bu Maria sebagai ketua untuk GFSRD Asia Pasifik. Ini suatu rekognisi bagi kami, ketika dosen ITN punya peran penting di global forum seperti ini. Kami berharap, nanti bidang-bidang yang lain bisa menyelenggarakan hal yang sama. Bisa dengan bentuk komunitas, atau menyelenggarakan dalam bentuk yang berbeda,” imbuh rektor.
Meskipun dilaksanakan secara hybrid, namun konferensi internasional PWK diikuti secara langsung oleh puluhan partisipan dari mahasiswa, dan dosen PWK ITN Malang, serta tamu undangan. Sementara total peserta konferensi internasional berjumlah lebih dari 90 peserta dari beberapa negara. Seperti Indonesia, Malaysia, India, Nigeria, Banglades dan lain-lain. Konferensi internasional mengusung 11 subtema. Salah satunya, climate change, rural management, community development, sustainable rural tourism, dan lain-lain.
Menurut Dr. Ir. Agustina Nurul Hidayati, MT, ketua pelaksana konferensi internasional mengatakan, konferensi internasional diikuti anggota dari GFSRD. Yang merupakan kumpulan dari beberapa perguruan tinggi yang konsen terhadap rural development. Dengan pembicara, Dr. Jayanta Choudhury (Founder GFSRD, India), Mustapha Kamal (Pertubuhan Arkitek Malaysia (PAM), Amb. Ihuoma C. (President Favour Discovery Foundation, Nigeria), dan Dr. Ibnu Sasongko (Urban and Regional Planning, ITN Malang, Indonesia). Dalam kegiatan tersebut, peserta dari Universitas Mahatma Gandhi dan beberapa NGO dari India ikut menyampaikan best practice yang mereka lakukan di India.
“GFSRD merupakan forum yang terdiri dari para pengambil keputusan yang berjuang untuk memajukan desa di Asia Pasifik. Kelompok pengambil keputusan dari negara-negara di Asia Pasifik yang peduli terhadap pembangunan pedesaan. Mereka membangun komunitas-komunitas. GFSRD memiliki chapter di setiap negara,” kata Nurul.
Menurut Nurul ada dua kelompok di GFSRD India yang hadir pada konferensi tersebut. Yakni 2 perguruan tinggi, NGO dan pemerintahan desa. Dimana GFSRD Chapter India belajar dari kasus-kasus yang ada di desa, di Indonesia, dan negara lainnya. Mereka mencari penyebab kegagalan, dan kesuksesan pengembangan pedesaan di negara-negara Asia Pasifik. Untuk itu sebelum kegiatan konferensi internasional rombongan dari India sempat diajak mengunjungi Desa Wisata Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Malang.
“Mereka (rombongan) mendapatkan penjelasan dari Udi Hartoko, Kepala Desa Pujon Kidul mengenai pengelolaan Desa Pujon Kidul yang awalnya desa biasa, menjadi desa wisata dengan berbagai penghargaan nasional maupun internasional. Mereka mengatakan karakter Desa Pujon Kidul hampir mirip di daerahnya (India), sehingga konsep pengembangan desa tersebut akan coba diterapkan di India,” ujar Nurul.
Harapannya dengan adanya konferensi internasional, ITN Malang lebih dikenal di kancah internasional. MoU dengan GFSRD juga membuka peluang kerjasama bagi ITN Malang dengan perguruan tinggi dibawah naungan GFSRD India. Pada kesempatan tersebut utusan dari Mahatma Gandhi University berencana akan menjalin kerjasama dengan ITN Malang dalam waktu dekat ini.
“Harapan serta targetnya, kami bisa bekerjasama dengan perguruan tinggi dibawah GFSRD India. Kerjasama bisa berupa exchange program, penelitian, dan lain-lain. Kerjasama ini memungkinkan prodi lain turut bergabung. Seperti FTI dengan teknologi tepat gunanya,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)