Back

Pecatur Cantik Sidoarjo Ini Buka Kiat Menang Catur

Dziththaulya Puteri Arif bertemu kembali dengan Pratama Kevin di turnamen catur TECHNIC ITN 2019. (Foto: Mita/Humas)

 

 

Dziththaulya Ramadhani dan Dziththaulya Puteri Arif merupakan pecatur cilik yang ikut meramaikan turnamen catur TECHNIC ITN 2019 yang digelar di kampus II, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Kakak beradik berparas cantik asal Kabupaten Sidoarjo ini ikut kategori catur junior sesuai dengan usia mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Meskipun masih kecil ternyata kepiawaian bermain catur puteri dari pasangan Saiful Arif dan Yeti Nugraheni tersebut sudah dipupuk sejak mereka masih berusia 4 tahun.

“Mulai umur 4 tahun saya sudah diajari oleh ayah bermain catur,” ujar Dita sapaan akrab Dziththaulya Ramadhani, ditemui disela-sela jeda lomba, Sabtu (20/4/19). Begitu pula Puteri, sang adik juga berlatih catur sejak usia 4 tahun. Hal tersebut tidak aneh karena sang ayah Saiful Arif merupakan pelatih catur yang memiliki sekolah catur bernama Dzith’s Chess Club (DCC Sidoarjo).

Sudah banyak prestasi yang diraih oleh Dita, salah satunya juara 2 tingkat nasional mewakili Propinsi Jawa Timur, dan juara 1 pada turnamen catur memperingati Hari Pahlawan Kota Surabaya tahun 2018. Sedangkan Puteri mengaku sudah mengikuti turnamen catur sebanyak 15 kali. Pernah juara 1 lomba antar sekolah mewakili sekolahnya di tahun 2018, serta juara 2 tingkat propinsi.

Sebagai atlet catur, seringnya mengikuti turnamen bisa mempertemukan mereka dengan lawan yang sama. Seperti halnya Puteri saat turnamen di ITN Malang. Kali ini ia bertemu kembali dengan Pratama Kevin pecatur asal Malang, lawan yang pernah mengalahkan Puteri di turnamen sebelumnya. Di ITN Malang ini Puteri akhirnya berhasil mengalahkan Kevin di babak kedua, menit ke-8. Ini menurutnya sebagai bukti bahwa pelajaran bermain catur dari ayahnya sangat bermanfaat. “Pernah lawan Kevin sebelumnya tapi saya kalah. Ternyata di sini (ITN Malang) ketemu lagi dengan dia. Sukurlah saya bisa menang,” ujar Puteri yang ingin menjadi grand master catur.

Kakak beradik ini kemudian membagi kiat-kiat dalam bermain catur. Menurut Puteri harus giat berlatih baik pagi, sore atau malam, dan saat bermain apa lagi turnamen tidak boleh tengok kanan kiri. “Itu (tengok kanan kiri) namanya meremehkan, tidak fokus,” tegas siswi kelas 3 SDN Bulusidokare Sidoarjo itu.

 

Kakak beradik sama-sama pecatur, Dziththaulya Ramadhani (kanan) bersama Dziththaulya Puteri Arif (kiri). (Foto: Mita/Humas)
Kakak beradik sama-sama pecatur, Dziththaulya Ramadhani (kanan) bersama Dziththaulya Puteri Arif (kiri). (Foto: Mita/Humas)

 

Sedangkan menurut Dita, saat bermain catur harus fokus, latihan teori, dan penuh kalkulasi. Menguasai fase pembukaan, permainan tengah (middle game), dan permainan akhir (and game). Bila ingin menang variasinya harus dikalkulasi. Cara kalkulasi dengan mencari langkah paling bagus. Kalau bidaknya bagus dan bisa dimakan maka diambil langkah memakan. Tapi, kalau bidangnya jelek dan bisa dimakan, maka sebaginya disimpan dulu atau tidak dimakan.

“Sepertihalnya kalau ada ancaman, bidak kita bagus dan terancam, tapi saat itu juga kita bisa memakan tapi bidaknya jelek. Maka, yang didahulukan adalah menyelamatkan bidak kita agar tidak kemakan,” jabar Dita yang juga siswi kelas 5 SDN Sidoklumpuk Sidoarjo tersebut. Kalkulasi-kalkulasi semacam itu yang harus terus diasah, karena menurut Dita mendengarkan teori itu mudah, tapi prakteknya yang sulit. (me/humas)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023